Purwokerto
  • BeritaTerbaru
  • Panduan Perjalanan
  • Baturraden

Apa yang Anda Cari?

Banyumas Raya Berita Explore

Terbaru

Dokter Tangguh Tebar Cinta Lewat Sedekah Khitan Gratis: “Membantu Sesama Itu Wajib”
Dokter Tangguh Tebar Cinta Lewat Sedekah Khitan Gratis: “Membantu Sesama Itu Wajib”
Kamis, 23 Okt 2025
Pembangunan Tol Pejagan – Cilacap Dimulai 2029, Separuh Jalur Lintasi Banyumas
Pembangunan Tol Pejagan – Cilacap Dimulai 2029, Separuh Jalur Lintasi Banyumas
Kamis, 23 Okt 2025
Shinta Laila Apresiasi Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Bukti Keberpihakan kepada Petani
Shinta Laila Apresiasi Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Bukti Keberpihakan kepada Petani
Kamis, 23 Okt 2025
Santri Tenggelam di Saluran Irigasi Kebarongan Ditemukan Meninggal Dunia oleh Tim SAR Gabungan
Santri Tenggelam di Saluran Irigasi Kebarongan Ditemukan Meninggal Dunia oleh Tim SAR Gabungan
Kamis, 23 Okt 2025
Purwokerto
  • BeritaTerbaru
  • Panduan Perjalanan
  • Baturraden

Apa yang Anda Cari?

Banyumas Raya Berita Explore

Terbaru

Dokter Tangguh Tebar Cinta Lewat Sedekah Khitan Gratis: “Membantu Sesama Itu Wajib”
Dokter Tangguh Tebar Cinta Lewat Sedekah Khitan Gratis: “Membantu Sesama Itu Wajib”
Kamis, 23 Okt 2025
Pembangunan Tol Pejagan – Cilacap Dimulai 2029, Separuh Jalur Lintasi Banyumas
Pembangunan Tol Pejagan – Cilacap Dimulai 2029, Separuh Jalur Lintasi Banyumas
Kamis, 23 Okt 2025
Shinta Laila Apresiasi Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Bukti Keberpihakan kepada Petani
Shinta Laila Apresiasi Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Bukti Keberpihakan kepada Petani
Kamis, 23 Okt 2025
Santri Tenggelam di Saluran Irigasi Kebarongan Ditemukan Meninggal Dunia oleh Tim SAR Gabungan
Santri Tenggelam di Saluran Irigasi Kebarongan Ditemukan Meninggal Dunia oleh Tim SAR Gabungan
Kamis, 23 Okt 2025
Purwokerto

Apa yang Anda Cari?

Banyumas Raya Berita Explore

Terbaru

Dokter Tangguh Tebar Cinta Lewat Sedekah Khitan Gratis: “Membantu Sesama Itu Wajib”
Dokter Tangguh Tebar Cinta Lewat Sedekah Khitan Gratis: “Membantu Sesama Itu Wajib”
Kamis, 23 Okt 2025
Pembangunan Tol Pejagan – Cilacap Dimulai 2029, Separuh Jalur Lintasi Banyumas
Pembangunan Tol Pejagan – Cilacap Dimulai 2029, Separuh Jalur Lintasi Banyumas
Kamis, 23 Okt 2025
Shinta Laila Apresiasi Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Bukti Keberpihakan kepada Petani
Shinta Laila Apresiasi Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Bukti Keberpihakan kepada Petani
Kamis, 23 Okt 2025
Santri Tenggelam di Saluran Irigasi Kebarongan Ditemukan Meninggal Dunia oleh Tim SAR Gabungan
Santri Tenggelam di Saluran Irigasi Kebarongan Ditemukan Meninggal Dunia oleh Tim SAR Gabungan
Kamis, 23 Okt 2025
Purwokerto
  • Beranda
  • Berita
  • Panduan Perjalanan
  • Baturraden
  • Kontak
© 2025 – purwokerto.info
Banyumas

Pengrajin Eblek Ajibarang Jaga Kelestarian Kesenian Ebeg Banyumasan

Minggu, 13 Okt 2024
56

Banyumas, Kesenian ebeg, salah satu tarian tradisional khas Banyumas, telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sejak tahun 2021, bersamaan dengan pengakuan terhadap tempe mendoan. Kesenian ini menggunakan alat peraga berupa eblek, yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk menyerupai kuda. Seiring pengakuan tersebut, kelestarian ebeg pun semakin diperhatikan, termasuk melalui para pengrajin eblek yang tetap eksis menjaga tradisi.

Nisam, seorang pengrajin eblek berusia 71 tahun dari RT 03 RW 02, Grumbul Cemplang, Desa Pancurendang, Ajibarang, menjadi salah satu sosok yang berperan penting dalam menjaga warisan budaya ini. Ia telah menekuni kerajinan eblek sejak tahun 1986 dan hingga kini masih aktif memproduksi alat kesenian tersebut.

“Sejak tahun 1986 saya mulai bikin kerajinan eblek,” tutur Nisam saat ditemui pada Minggu, 13 Oktober 2024. Untuk membuat satu eblek ukuran 140 cm, ia memerlukan waktu sekitar tiga hari. Bahan baku yang digunakan adalah bambu tali, yang dipotong, diserut, lalu dianyam menjadi bentuk kuda. “Setelah dianyam, eblek di-bliker, dicat, lalu dikasih suri di bagian kepala,” jelasnya.

Nisam juga menjelaskan bahwa ukuran eblek bervariasi, mulai dari yang diperuntukkan bagi anak-anak hingga orang dewasa. Eblek berukuran 70 cm dihargai Rp 150 ribu, sedangkan ukuran 140 cm untuk dewasa dijual seharga Rp 300 ribu.

Dalam menjaga kelestarian tradisi ini, Nisam sering dibantu oleh tetangganya, Pak Rustam, dan kadang oleh cucunya yang juga seorang pelukis. “Kadang sama Pak Rustam, kalau ada waktu saya, cucu juga nyempetin,” ungkapnya. Pesanan *eblek* pun datang dari berbagai grup kesenian, termasuk dari Desa Jipang dan Purwokerto. Hingga saat ini, ia telah menerima pesanan hingga 15 buah.

Dengan keahlian dan dedikasinya, Nisam turut serta menjaga agar kesenian *ebeg* Banyumasan tetap lestari di tengah perubahan zaman. “Alhamdulillah, masih ada yang pesan,” pungkasnya dengan penuh syukur. *

#ebeg#eblek#kesenianebeg
Bagi FacebookWhatsappThreads
sebelumnya
Dwi Kurnia Pravitasari Asal Banyumas Sumbang 4 Emas Untuk Jateng Di Ajang Peparnas
selanjutnya
Temui Konstituen di Cilacap, Yanuar Arif Tegaskan Siap Menjadi Jembatan Aspirasi

Terbaru

  • Dokter Tangguh Tebar Cinta Lewat Sedekah Khitan Gratis: “Membantu Sesama Itu Wajib”

  • Pembangunan Tol Pejagan – Cilacap Dimulai 2029, Separuh Jalur Lintasi Banyumas

  • Shinta Laila Apresiasi Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Bukti Keberpihakan kepada Petani

Populer Bulan ini

  • Mas Imanda Dukung Banser Patriot Ketahanan Pangan: Banyumas Tanah Penuh Berkah

  • Santri Tenggelam di Saluran Irigasi Kebarongan Ditemukan Meninggal Dunia oleh Tim SAR Gabungan

  • Shinta Laila Apresiasi Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Bukti Keberpihakan kepada Petani

  • Purwokerto Ke Jogja Berapa Jam? Ini Jawabannya!

  • Facebook
  • Instagram
  • Email
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Ketentuan
  • Redaksi
  • Kontak

@2025 - All Right Reserved.
Designed by Griya


Ke Atas
Purwokerto
  • BeritaTerbaru
  • Panduan Perjalanan
  • Baturraden