Inflasi Banyumas Raya Oktober 2025 Terkendali, BI: Masih dalam Sasaran Nasional

Banyumas, purwokerto.info – Laju inflasi di wilayah Banyumas Raya pada Oktober 2025 tercatat masih terkendali dan berada dalam sasaran target nasional, yakni 2,5±1% (yoy). Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Christoveny, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Ia menjelaskan, dua kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Banyumas Raya, yaitu Purwokerto dan Cilacap, sama-sama mengalami kenaikan inflasi tahunan pada Oktober 2025. Inflasi tahunan Purwokerto tercatat sebesar 2,71% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,52% (yoy). Sementara inflasi Cilacap mencapai 2,95% (yoy), naik dari 2,81% (yoy) pada September 2025.

Secara bulanan, inflasi Purwokerto juga mengalami peningkatan dari 0,29% (mtm) menjadi 0,33% (mtm). Adapun inflasi bulanan Cilacap sedikit menurun dari 0,34% (mtm) menjadi 0,33% (mtm).

“Meski mengalami kenaikan, inflasi kedua kota IHK di Banyumas Raya masih terjaga dan tetap berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional,” ujar Christoveny, Senin (03/11/2025).

Kenaikan Harga Emas dan Komoditas Pangan Jadi Pemicu

Peningkatan inflasi di wilayah Banyumas Raya dipengaruhi oleh naiknya harga sejumlah komoditas, terutama emas, telur ayam ras, dan cabai merah. Kenaikan harga emas sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven, sementara kenaikan harga telur ayam ras dipicu oleh keterbatasan pasokan di tengah meningkatnya permintaan.

Harga cabai merah juga mengalami lonjakan akibat turunnya produksi di tingkat petani. Selain itu, normalisasi tarif transportasi kereta api setelah berakhirnya masa diskon peringatan HUT KAI pada September turut memberi andil terhadap kenaikan inflasi bulanan.

Namun demikian, tekanan inflasi tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami deflasi, seperti kacang panjang, cabai rawit, dan terong. Komoditas-komoditas ini menyumbang deflasi sekitar -0,01% hingga -0,02% (mtm), dipengaruhi oleh pasokan yang cukup serta menurunnya permintaan masyarakat.

Sinergi TPID dan BI Jaga Stabilitas Harga

Christoveny menegaskan, terkendalinya inflasi di Banyumas Raya merupakan hasil kerja sama erat antara Bank Indonesia Purwokerto dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Banyumas Raya.

“Upaya menjaga stabilitas harga dilakukan melalui berbagai program seperti perluasan gerakan pangan murah, pelatihan diversifikasi produk olahan cabai, peningkatan kapasitas teknis TPID, serta fasilitasi distribusi pangan,” jelasnya.

Ke depan, TPID Banyumas Raya akan terus memperkuat strategi 4K, Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif, dalam kerangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Langkah tersebut termasuk pengembangan produksi pangan berbasis pesantren, pemberdayaan kelompok tani milenial, digital farming, serta perluasan kerja sama antar daerah dan operasi pasar.

“Bank Indonesia Purwokerto akan terus mengawal stabilitas harga di wilayah Banyumas Raya melalui sinergi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan seluruh pemangku kepentingan,” pungkas Christoveny. ***