BANYUMAS, purwokerto.info – Fenomena Purwokerto yang kian sering disebut sebagai kota slow living dinilai tidak boleh disikapi secara euforia semata. Anggota DPR RI Komisi VII, Siti Mukaromah atau Mbak Erma, mengingatkan bahwa label tersebut menyimpan peluang besar sekaligus potensi masalah, terutama jika masyarakat lokal tidak ikut mengambil peran aktif.
Peringatan itu disampaikan Mbak Erma dalam kegiatan reses bersama PCNU Banyumas, lembaga dan badan otonom NU, serta jajaran MWCNU se-Kabupaten Banyumas di Aula Al A’la PCNU Banyumas, Jumat (19/12/2025). Forum tersebut menjadi ruang dialog strategis antara wakil rakyat dan basis warga Nahdliyin.
Menurut Mbak Erma, citra slow living memang membawa daya tarik tersendiri. Banyumas dan Purwokerto berpeluang menjadi magnet baru bagi wisatawan, pelaku usaha, hingga investor. Namun, arus masuk orang dan modal dari luar daerah harus dikelola dengan bijak agar tidak justru meminggirkan warga setempat.
“Kalau banyak orang datang ke Banyumas, itu bagus. Tapi jangan sampai warga lokal hanya jadi penonton di kampung halamannya sendiri. Peluang ini harus direbut, bukan ditunggu,” ujar Mbak Erma dengan nada tegas.
Karena itu, ia secara khusus mengajak warga NU untuk bergerak bersama menguatkan potensi ekonomi lokal. Mulai dari UMKM, ekonomi kreatif, kewirausahaan berbasis komunitas, hingga pengembangan wisata, dinilainya harus menjadi agenda kolektif agar manfaat pertumbuhan dirasakan langsung oleh masyarakat Banyumas.
Tak kalah penting, Mbak Erma menyoroti kesiapan sumber daya manusia. Ia menilai, tanpa pendampingan, pelatihan, dan akses permodalan yang memadai, pelaku usaha lokal akan kesulitan bersaing dengan pemain besar dari luar daerah yang datang membawa modal dan jejaring kuat.
Ketua PCNU Banyumas, H. Imam Hidayat, menyambut serius pandangan tersebut. Menurutnya, apa yang disampaikan Mbak Erma sejalan dengan realitas sosial yang tengah dihadapi Banyumas dan menjadi alarm penting bagi warga NU untuk tidak pasif menghadapi perubahan.
“Ini bukan sekadar tren gaya hidup. Slow living adalah tanda perubahan ekonomi dan sosial. Pandangan Mbak Erma membuka kesadaran bahwa warga NU harus tampil sebagai pelaku utama, bukan pelengkap,” kata Imam Hidayat.
Ia menambahkan, PCNU Banyumas melihat peluang besar untuk membangun sinergi lebih lanjut. Komunikasi yang lebih intensif, termasuk penyusunan langkah strategis bersama, dinilai penting agar peluang dan tantangan Banyumas sebagai kota yang semakin diminati dapat dikelola secara terarah dan berpihak pada masyarakat lokal.
