Purwokerto, purwokerto.info – Forum Aktivis 98 Purwokerto menyampaikan pernyataan sikap keras terhadap tindakan represif aparat keamanan dalam penanganan demonstrasi serta kebijakan fiskal yang dinilai memberatkan masyarakat. Pernyataan ini muncul menyusul insiden tewasnya seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang diduga dilindas kendaraan taktis milik aparat saat aksi unjuk rasa di Jakarta.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi, Forum Aktivis 98 menyebut peristiwa tersebut sebagai “puncak gunung es dari arogansi dan kekerasan negara.” Mereka menilai bahwa insiden itu bukan sekadar kecelakaan, melainkan bentuk nyata dari matinya nurani dan keadilan di tengah masyarakat yang tengah berjuang menyuarakan aspirasi.
Selain mengecam kekerasan aparat, forum tersebut juga menyoroti kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di sejumlah daerah yang dinilai tidak wajar dan tidak berpihak pada rakyat kecil.
“Kenaikan PBB di tengah kondisi ekonomi yang sulit adalah bentuk pengkhianatan terhadap penderitaan rakyat,” bunyi pernyataan tersebut yang disampaikan Juru Bicara Forum Aktivis 98 Purwokerto, Barid Hardiyanto.
Forum Aktivis 98 Purwokerto mengajukan sejumlah tuntutan, antara lain:
Penghentian segala bentuk kekerasan oleh aparat dalam menangani aksi demonstrasi, Pengusutan tuntas dan transparan terhadap kematian Affan Kurniawan, serta penegakan hukum terhadap pelaku dan pemberi komando.
Pencopotan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sebagai bentuk pertanggungjawaban institusional, Penghentian tunjangan bagi anggota DPR RI dan pelarangan rangkap jabatan bagi pejabat negara.
Instruksi kepada kepala daerah untuk membatalkan kenaikan PBB, dan Seruan kepada masyarakat sipil untuk terus mengawasi dan mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada kepentingan publik.
Forum tersebut juga menegaskan bahwa aparatur negara seharusnya menjadi pelayan rakyat, bukan penguasa yang mempertontonkan kemewahan dan sikap arogan di ruang publik.
Pernyataan ini ditutup dengan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat, mahasiswa, buruh, petani, dan kaum miskin kota, untuk tidak lelah melawan tirani dan ketidakadilan demi menjaga semangat reformasi yang telah diperjuangkan sejak 1998. ***
