Kabar Baru! Soal Dugaan Kekerasan Santri, Keluarga Akhirnya Memilih Jalan Damai

Purwokerto, purwokerto.info – Kasus dugaan kekerasan di salah satu pesantren di Banyumas memasuki babak baru. Orang tua GSA (17), Suparjo memutuskan untuk menempuh jalan islah (damai). Hal itu dia tegaskan saat menerima silaturahmi wali santri terlapor, Sabtu (15/11/2025) di Pasirmuncang, Purwokerto Barat.

“Sebenarnya sejak awal, saat ketemu dengan para pelaku saya pribadi sudah memaafkan. Cuma memang ada beberapa informasi macam-macam (yang kurang sesuai) yang saya terima. Jadilah, saya periksakan anak, karena khawatir, ketemu pengacara dan lapor polisi,” kata Suparjo flashback.

Silaturahmi antar wali santri sendiri berlangsung santai penuh keakraban. Tidak ada ketegangan sama sekali. Para santri terlapor RYN (20) dan DVN (19) datang bersama orang tuanya. Masing-masing M. Faid Zamzamy dan Mufid Iryanto, termasuk didampingi M Tartibi (saudara Suparjo) dan Heri Susanto dari Pesantren.

“Termasuk yang tidak saya duga ternyata ramai di media di luar dugaan saya. Padahal sama sekali itu bukan tujuan saya membuat ramai,” kata suami dari Suprapti tersebut.

Setelah merenung beberapa hari, kemudian menerima kunjungan pihak sekolah, wali santri dan juga perhatian baik dari pesantren, Suparjo bulat berharap persoalan segera selesai. Bahkan, dia menyampaikan keinginan untuk segera selesai dan damai tidak hanya sekali dalam forum tersebut.

“Kami dari keluarga ingin segera persoalan selesai (tidak lanjut jalur hukum), sehingga kami juga plong. Artinya, kami bisa beraktifitas normal kembali. Alhamdulillah, anak juga sudah kembali ke pesantren, membaur dan beraktifitas,” katanya menegaskan.

Meski demikian, keluarga berharap kejadian serupa tidak terulang di lingkungan pesantren. Mereka meminta pengurus memperketat pengawasan serta memastikan keamanan seluruh santri.
Peristiwa ini, katanya menjadi pelajaran bersama agar dunia pendidikan, khususnya pesantren, semakin aman dan menciptakan santri berilmu dan berakhlak.

Perwakilan wali santri terlapor, M Faid Zamzamy mengaku bersyukur bisa silaturahmi. Dia menegaskan, sudah langsung menasehati anaknya setelah dengar kejadian. Ahad (9/11/2025) dia sudah langsung ke pondok. Bahkan sudah sangat ingin ketemu sesame wali santri.

“Tapi, karena kami ini adalah warga pesantren, maka kami menunggu dan tidak mau melangkah sendiri. Alhamdulillah bisa silaturahmi, serta kami sampaikan permohonan maaf yang mendalam atas nama anak-anak kami. Insyallah atas ini semua ada hikmahnya,” katanya.

Lebih dari itu, katanya, silaturahmi ini untuk menekankan bahwa semua santri adalah saudara. Satu keluarga, satu pesantren. Maka, solusi yang diharapkan adalah penyelesaian terbaik untuk kepentingan masa depan santri. Keluarga juga menyambut mengapresiasi baik, kelonggaran hati pelapor untuk memberikan maaf.

“Ini adalah proses dan pelajaran berharga untuk santri, pengurus dan pesantren. Mari kita menatap masa depan anak-anak kita, serta menggapai ridlo dan berkahnya guru,” pungkas Faid yang merupakan warga Banjarnegara tersebut.