Purwokerto, purwokerto.info – Di tengah sejumlah bencana yang sedang melanda wilayah Banyumas, sebuah video para pejabat Pemkab Banyumas asyik touring dan berpesta justru beredar luas di media sosial. Ironi itu terekam dalam unggahan akun Facebook Info Seputar Banyumas Purwokerto yang langsung menyedot perhatian publik.
Durasi videonya hanya sekitar 40 detik, namun lebih dari cukup untuk membuat masyarakat geleng-geleng kepala. Dalam tayangan tersebut, sejumlah pejabat terlihat mengendarai motor berbagai merek, beberapa di antaranya berharga fantastis. Senyum lebar, gaya santai, dan kecepatan touring tampak jauh dari kesan bahwa daerah yang mereka pimpin kini sedang menghadapi situasi darurat.
Tak hanya itu, terselip pula cuplikan para istri pejabat yang sedang berpesta ria, bergoyang dengan ringan, tertawa bebas, menikmati suasana hedon seolah tak ada beban. Sementara di luar sana, masyarakat sedang berjibaku dengan kerusakan, banjir, dan ancaman bencana susulan.
Video ini langsung mendapat banyak reaksi: 176 tanda suka, 56 komentar, dan 22 kali dibagikan. Yang paling mencolok? Hampir seluruh komentar bernada kecewa, geram, hingga sinis terhadap perilaku para pejabat tersebut.
“Boro-boro mikirna bencana, dalan rusak sing diliwati gal dina be ra de urus,” kritik akun Zaenul Cimplung.
Komentar lain bahkan lebih keras. “Semoga pada cepet almarhum Amin Ya Alloh,” tulis akun Jigol Doank Jigol, sebuah ungkapan emosi yang menggambarkan betapa besar kekesalan publik.
Akun Agung Budiarto menegaskan kembali persoalan klasik yang tak kunjung mendapat perhatian: “Dari pada buat hura-hura, tolonglah lihat jalan-jalan di daerah seluruh kabupaten Banyumas sudah minta diganti aspalnya, soalnya banyak korban akibat lubang-lubang di jalan.”
Respons warganet ini menjadi cermin jelas: jurang sosial antara pejabat dan warga makin tampak. Mereka yang seharusnya menjadi pelayan masyarakat, justru terlihat asyik dengan agenda kesenangan pribadi, bahkan pada waktu yang sangat tidak tepat.
Ketika rumah warga terendam, akses jalan banyak yang rusak, dan masyarakat was-was akan ancaman longsor serta banjir susulan, para pejabat tampak larut dalam pesta dan touring. Sebuah kontras yang menyakitkan, tapi nyata.
Akademisi UIN Saizu Purwokerto, Dr. Barid Hardianto, M.Si., menyebut kritik publik ini sebagai bentuk kontrol sosial yang sangat wajar.
“Tuntutan masyarakat sipil agar pejabat melakukan realokasi anggaran ke hal yang lebih bermanfaat seperti perbaikan jalan, penanganan bencana, hingga RTLH, merupakan hal yang wajar. Dengan begitu, perilaku pejabat yang terkesan foya-foya bisa dikurangi,” ujarnya, Senin (17/11/2025).
Barid juga menilai bahwa bila touring motor itu adalah kegiatan rutin pejabat, maka evaluasi harus segera dilakukan.
“Apalagi kalau rutin. Itu bukan rutinitas yang baik,” tegasnya.
Di tengah kepungan bencana, masyarakat berharap pejabat hadir sebagai pengayom, bukan penghibur bagi diri sendiri. Namun, video yang beredar justru memperlihatkan sebaliknya, sebuah potret sinis tentang prioritas yang salah urus. Saat warga berjuang menghadapi kesulitan, para pejabat malah memilih menikmati jalanan yang mulus, yang ironisnya, bukan hasil kerja mereka pada saat ini. ***
