Banyumas, purwokerto.info – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Desa Tiparkidul, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas menggelar aksi penanaman 700 pohon Tabebuya pada Jumat (15/8/2025). Kegiatan ini menjadi simbol kesinambungan semangat perjuangan bangsa melalui aksi pelestarian lingkungan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, terutama generasi muda.
Aksi penghijauan ini diprakarsai oleh Dewan Kehormatan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia Suara Advokat Indonesia (Peradi SAI) Dr. Juniver Girsang, yang diwakili oleh Ketua Peradi SAI Purwokerto, H. Djoko Susanto, SH. Turut hadir pula Wakil Ketua Divisi Pencegahan Daya Rusak Air TKPSDA Serayu Bogowonto, Eddy Wahono, Forum Relawan Lintas Organisasi (Fortasi), Forkopimcam Ajibarang, serta Pemerintah Desa Tiparkidul.
Kegiatan ini juga melibatkan siswa-siswi SMP PGRI 1 Ajibarang sebagai simbol keterlibatan generasi penerus dalam menjaga kelestarian alam dan cinta tanah air.
Kepala Desa Tiparkidul, Handoyo, mengungkapkan apresiasi dan rasa syukurnya atas dukungan berbagai pihak.
“Alhamdulillah, dari Peradi sudah ada kepedulian terhadap lingkungan. Semoga desa-desa lain juga ikut peduli, dan kegiatan ini memberi manfaat besar bagi masyarakat,” ujarnya.
Camat Ajibarang, Arif Ependi, A.P, M.Si, juga memberikan apresiasi khusus kepada Peradi SAI Banyumas dan seluruh pihak yang mendukung acara ini.
“Agenda tanam pohon ini sangat kami dukung sebagai upaya konservasi lingkungan. Harapannya, ini menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang untuk menjaga Ajibarang tetap lestari,” ungkapnya.
Eddy Wahono dari TKPSDA Serayu Bogowonto menekankan urgensi menjaga daerah resapan air, terutama di tengah meningkatnya alih fungsi lahan yang berdampak pada kerusakan lingkungan.
“Konservasi adalah pilar utama dalam pengelolaan sumber daya air. Kehadiran masyarakat sangat penting sebagai ujung tombak pelestarian lingkungan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kerusakan lingkungan telah menyebabkan banjir bandang serta hilangnya sumber mata air. Menurutnya, gerakan tanam pohon merupakan langkah konkret dalam mencegah kerusakan dan menjamin ketersediaan air bersih di masa depan.
Sementara itu, H. Djoko Susanto, SH menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki makna lebih dari sekadar penanaman pohon.
“Kami menanam pohon untuk masa depan, sekaligus memberikan contoh kepada anak-anak. Dengan membagikan bendera merah putih, kami ingin menumbuhkan rasa cinta Tanah Air sejak dini,” tuturnya.
Pohon Tabebuya yang ditanam, dikenal dengan bunganya yang indah, diharapkan menjadi simbol masa depan yang lebih hijau, lestari, dan penuh semangat nasionalisme. ***
Reaksi Kamu
Berikan reaksi atau tinggalkan respons cepat — kami ingin mendengar pendapatmu!