Dik Doank: Dari Layar Kaca ke Balik Jeruji, Menebar Inspirasi di Lapas Purwokerto

Purwokerto, purwokerto.info – Suasana berbeda terasa di Lapas Kelas IIA Purwokerto pada Rabu, 17 September 2025. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini tak sekadar diisi dengan doa dan shalawat, tetapi juga sentuhan motivasi dari sosok yang dikenal luas sebagai artis sekaligus motivator, Dik Doank.

Dengan gaya khasnya yang santai namun penuh energi, Dik Doank menyapa ratusan warga binaan. Ia tak sekadar berbicara, tetapi juga menyalakan semangat.

“Kalau orang sudah mau bershalawat, itu berarti ia sedang melangkah menuju jalan menjadi kekasih Allah,” ucapnya dengan nada mantap.

Mata Dik Doank berbinar saat memuji suasana lapas. Alih-alih melihat jeruji besi, ia justru menangkap potensi dan harapan.

“Saya melihat di sini, warga binaan justru jauh lebih tabah, lebih sabar, dan lebih merdeka. Suasana di sini malah lebih mirip perusahaan berkelas internasional. Luar biasa!” katanya.

Tak berhenti pada kekaguman, ia mengajak para warga binaan untuk mengisi hari-hari dengan ilmu dan keterampilan. Menurutnya, stigma sosial di luar penjara bukanlah akhir dari segalanya.

“Jangan sia-siakan waktu di sini. Asah kecerdasan, keterampilan, dan keahlian agar saat keluar nanti bisa jadi pribadi multitalenta. Jangan pernah putus asa, teruslah berjihad di jalan Allah, di mana pun kita berpijak,” pesannya menutup tausiah.

Kehadiran Dik Doank tak hanya menyentuh warga binaan, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi petugas. Kepala Lapas Purwokerto, Aliandra Harahap, mengaku kagum dengan cara Dik Doank mengemas pesan.

“Kami melihat antusiasme luar biasa. Dari awal hingga akhir kegiatan, tidak ada yang terlihat mengantuk. Kombinasi ceramah dan motivasi yang diberikan Bang Dik sangat menyentuh. Pesan itu bukan hanya untuk warga binaan, tapi juga bagi petugas agar selalu menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab,” ujarnya.

Aliandra menambahkan, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi warga binaan untuk berdamai dengan masa lalu, bersyukur atas hari ini, dan menatap masa depan dengan harapan baru.

Di balik tembok tinggi dan jeruji besi, semangat itu menyala. Hari itu, Maulid Nabi bukan sekadar peringatan. Ia menjadi titik temu antara pesan spiritual, motivasi, dan mimpi-mimpi baru, sebuah pengingat bahwa harapan bisa tumbuh di tempat yang tak terduga. ***